Rabu, 03 September 2008

Konsep Pembelahan Sel

 

Tujuan Pembelahan Sel

Sel merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup, oleh karena itu sel sangat menentukan fungsi dan bentuk dari organ atau jaringan yang disusunnya. Kumpulan dari banyak sel dengan struktur dan fungsi yang sama disebut jaringan dan kumpulan jaringan dengan tujuan fungsi tertentu disebut organ.

Untuk bisa mencapai jumlah banyak, sel melakukan pembelahan. Pembelahan sel mempunyai tujuan sebagai berikut :

  • Regenerasi sel-sel yang rusak/mati
  • Pertumbuhan dan perkembangan
  • Berkembang biak (reproduksi)
  • Variasi individu baru

Macam-macam Pembelahan Sel

Terdapat 3 macam pembelahan sel dengan tujuan dan fungsi yang berbeda, yaitu :

1. Pembelahan Mitosis

Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel dimana sel anak identik dengan sel induk. Tahapan pembelahan mitosis sebagai berikut :

mitosis-thumb1-thumb1-thumb1

gambar 1.1 : tahapan pembelahan mitosis

Dari gambar diatas diketahui bahwa sel anak dan sel induk identik dan mempunyai jumlah kromosom yang sama.

mitosisfase-thumb1-thumb1-thumb1

 gambar 1.2 : tahapan pembelahan mitosis dan check point 

2. Pembelahan Meiosis

Meiosis atau pembelahan reduksi adalah pembelahan dengan proses yang hampir sama dengan pembelahan mitosis namun pada meiosis terjadi pngurangan (reduksi) jumlah kromosom. Meiosis terbagi menjadi 2 tahapan besar yaitu meiosis I dan meiosis II, masa istirahat antara keduanya disebut interfase.

Sel somatik manusia terdiri dari 46 kromosom (23 pasang kromosom), setengah berasal dari tiap orang tua. Masing-masing dari 22 autosom maternal memiliki kromosom paternal yang homolog. Pasangan kromosom ke 23 adalah kromosom seks yang menentukan jenis kelamin seseorang,

Sel ovum dan sperma hanya mempunyai setengah kromosom (haploid / n), apabila ovum dan sperma bersatu (fertilisasi) akan terbentuk zigot diploid (2n) yang akan tumbuh menjadi individu baru dengan gen hasil kombinasi dari ovum dan sperma. Tahapan pembelahan meiosis sebagai berikut :

meiosis-thumb1-thumb2-thumb1

gambar 2.1 : tahapan pembelahan meiosis

meiosis1-thumb1-thumb1-thumb1

gambar 2.2 : tahapan pembelahan meiosis I dan II 

 

mitosisvsmeiosis-thumb1-thumb2-thumb1 

gambar 2.3 : perbedaan tahapan meiosis dan mitosis 

Gangguan Pembelahan Meiosis

Kesalahan selama pembelahan meiosis dapat merubah :

  1. Jumlah kromosom per sel
  2. struktur tiap kromosom

Kedua kesalahan diatas bisa berakibat pada fenotip (sifat yang muncul pada individu).

2.1. Kesalahan Jumlah kromosom

Nondisjunction meiosis dapat terjadi jika homolog gagal berpisah selama anafase M-1 dan kromatid gagal berpisah selama M-2 yang pada akhirnya gamet memiliki jumlah kromosom yang abnornal.

Terdapat 2 gangguan jumlah kromosom :

1. Aneuploid

  • Trisomik     (2n+1)
  • Monosomik  (2n-1)

2. Poliploid

  • Triploid     (3n)
  • Tetraploid (4n)

2.2 Kesalahan Struktur Kromosom

Perubahan struktur kromosom dapat menyebabkan terjadinya empat macam struktur, yaitu :

  • Delesi
  • Duplikasi
  • Inversi
  • Translokasi

a. Delesi

duplikasi-thumb1-thumb1-thumb1 

 

b. Duplikasi

duplication-thumb1-thumb1-thumb2

 

c. Inversi

inversi-thumb2-thumb1-thumb1

 

d. Translokasi

translokasi-thumb1-thumb1-thumb1

 

    3. Pembelahan Amitosis

Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.

Pembelahan amitosis sengaja tidak dibahas disini karena tidak terjadi pada manusia.

Selamat belajar Phren...

Label:

Fisiologi Sistem Imun

1. Gambaran Umum

Imunitas adalah kekebalan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi.Imun sistem adalah semua hal yang berperan dalam proses imun seperti sel, protein, antibodi dan sitokin/kemokin.Fungsi utama sistem imun adalah pertahanan terhadap infeksi mikroba, walaupun substansi non infeksious juga dapat meningkatkan kerja sistem imun. Respon imun adalah proses pertahanan tubuh terhadap semua bahan asing, yang terdiri dari sistem imun non spesifik dan spesifik.

2. Imunitas Non Spesifik

Imunitas non spesifik merupakan respon awal terhadap mikroba untuk mencegah,mengontrol dan mengeliminasi terjadinya infeksi pada host, merangsang terjadinya imunitas spesifik untuk mengoptimalkan efektifitas kerja dan Hanya bereaksi terhadap mikroba ,bahan bahan akibat kerusakan sel (heat shock protein) dan memberikan respon yang sama untuk infeksi yang berulang.

3. Komponen-komponen yang Berperan dalam Sistem Imun

image-thumb5-thumb 

Gambar 1 : komponen-komponen sistem imun

3.1 Komponen Sistem Imun Spesifik

3.1.1 Barier Sel Epitel

Sel epitel yang utuh merupakan barier fisik terhadap mikroba dari lingkungan dan menghasilkan peptida yang berfungsi sebagai antibodi natural. Didalam sel epitel barier juga terdapat sel limfosit T dan B, tetapi diversitasnya lebih rendah daripada limfosit T dan B pada sistem imun spesifik. Sel T limfosit intraepitel akan menghasilkan sitokin, mengaktifkan fagositosis dan selanjutnya melisiskan mikroorganisme. Sedangkan sel B limfosit intraepitel akan menghasilkan IG M.

3.1.2 Neutrofil dan Makrofag

Ketika terdapat mikroba dalam tubuh, komponen pertama yang bekerja adalah neutrofil dan makrofag dengan cara ingesti dan penghancuran terhadap mikroba tersebut. Hal ini di karenakan makrofag dan neutrofil mempunyai reseptor di permukaannya yang bisa mengenali bahan intraselular (DNA), endotoxin dan lipopolisakarida pada mikroba yang selanjutnya mengaktifkan aktifitas antimikroba dan sekresi sitokin.

3.1.3 NK Sel

NK sel mampu mengenali virus dan komponel internal mikroba. NK sel di aktifasi oleh adanya antibodi yang melingkupi sel yang terinfeksi virus, bahan intrasel mikroba dan segala jenis sel yang tidak mempunyai MCH class I. Selanjutnya NK sel akan menghasilkan porifrin dan granenzim untuk merangsang tterjadinya apoptosis.

Label: